KARAKTERISTIK DAN
KLASIFIKASI BIAYA PENDIDIKAN
Disusun oleh:
Abdul Fatah, M.Pd.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengelolaan
pendidikan semakin berkembang dalam banyak hal, termasuk strategi pembiayaan
yang semakin ketat karena harus mencapai derajat mutu pendidikan yang terbaik.
Salah satu faktor yang cukup memberikan pengaruh terhadap mutu dan kesesuaian
pendidikan adalah anggaran pendidikan yang memadai. Persoalan anggaran
pendidikan ini akan menyangkut besarnya anggaran dan alokasi anggaran.[1]
Dengan adanya anggaran pendidikan sebuah lembaga pendidikan dapat menyusun
alokasi dana yang dibutuhkan untuk menopang seluruh kegiatan sehingga sesuai
dengan target yang diharapkan.
Pembiayaan
pendidikan memang sangat mahal dengan asumsi jika kita menginginkan sebuah
lembaga yang berkualitas maka harus didukung dengan kesejahteraan pendidik dan
tenaga kependidikan, peningkatan profesionalisme pendidik dan tenaga
kependidikan, dana operasioanl yang cukup, kenyamanan bagi kegiatan
pembelajaran peserta didik dan fasilitas yang lengkap. Hal ini akan dapat
terwujud apabila ditunjang dengan anggaran yang memadai. Kenyataan tersebut
telah dibuktikan oleh lembaga pendidikan yang ada disekitar kita dengan adanya
kemapanan biaya sebuah lembaga pendidikan dapat memenuhi kebutuhan sesuai
standar pengelolaan pendidikan. Sehingga dapat menopang proses pembelajaran
yang maksimal dengan harapan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Namun
sebuah pembiayaan yang tepat tidak mungkin terjadi apabila kita tidak memiliki
dasar atau pengetahuan tentang itu.
Biaya
pendidikan merupakan salah satu komponen masukan instrumental (instrumental
input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan, biaya pendidikan memiliki
peran yang sangat menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat
mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya, proses
pendidikan tidak akan berjalan. Biaya dalam pengertian ini memiliki cakupan
yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga.
Pembiayaan
pendidikan sangat penting untuk perencana pendidikan dan para pembuat kebijakan
pendidikan.[2]
Untuk dapat menentukan rencana pembiayaan yang tepat maka kita harus memiliki
ilmu dan mau mempelajari tentang dasar pembiayaan pendidikan, ruang lingkup
pembiayaan pendidikan dan karakteristik biaya pendidikan. Apabila kita memiliki
ilmu tentang dasar pembiayaaan pendidikan, ruang lingkup pembiayaan pendidikan
dan karakteristik pembiayaan pendidikan dapat membuat estimasi yang tepat dan
mampu memilah kebutuhan yang harus diutamakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pendahuluan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah definisi pembiayaan
pendidikan?
2.
Bagaimana karakteristik pembiayaan
pendidikan?
3.
Bagaimana klasifikasi biaya
pendidikan?
4.
Apa saja faktor yang mempengaruhi
pembiayaan pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi
pembiayaan pendidikan.
2. Untuk mengetahui karakteristik
pembiayaan pendidikan.
3. Untuk mengetahui klasifikasi
biaya pendidikan.
4. Untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi pembiayaan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Pembiayaan Pendidikan
Kata
biaya dalam pendidikan jika diimplementasikan merupakan
sebuah proses sehingga disebut dengan pembiayaan. Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari kata asli biaya ditambah awalan pe dan akhiran an.[3]
sebuah proses sehingga disebut dengan pembiayaan. Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari kata asli biaya ditambah awalan pe dan akhiran an.[3]
Menurut
para ahli defnisi pembiayaan pendidikan sebagai berikut:
1.
Thomas
H. Jones menyatakan Pembiayaan pendidikan pada dasarnya adalah menitikbertakan
upaya pendistribusikan beneft pendidikan dan beban yang harus ditanggung
masyarakat. Pembiayaan pendidikan berhubungan dengan distribusi distribusi beban
pajak dalam berbagai jenis pajak, kelompok manusia serta metode pengalihan
pajak ke sekolah. Hal yang penting dalam pembiayaan pendidikan adalah berupa
besar uang yang harus dibelanjakan dari mana sumber uang diperoleh, dan kepada
siapa uang harus dibelanjakan.[4]
2.
Nanang
Fatah mengutarakan pembiayaan pendidikan merupakan jumlah uang yang dihasilkan
dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang
mencakup gaji guru, peningkatan profesional guru, pengadaan sarana ruang
belajar, perbaikan ruang pengadaan peralatan/mobile, pengadaan alat-alat dan
buku pelajaran, alat tulis kantor (ATK), kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan
pengelolaan pendidikan, dan supervisi pendidikan.[5]
3.
Dedi
Supriadi menyatakan biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan
instrumental yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan baik tujuan-tujuan yang
bersifat kuantitatif maupun kualitatif biaya pendidikan memiliki peranan yang
sangat menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan
peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya, proses pendidikan di
sekolah tidak akan berjalan. Biaya dalam pendidikan memiliki cakupan
yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga yang dapat dihargakan dengan uang. Dalam pengertian ini misalnya iuran siswa adalah jelas merupakan biaya, tetapi sarana fsik, buku sekolah dan guru juga adalah biaya.[6]
yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga yang dapat dihargakan dengan uang. Dalam pengertian ini misalnya iuran siswa adalah jelas merupakan biaya, tetapi sarana fsik, buku sekolah dan guru juga adalah biaya.[6]
Dari
pengertian-pengertian di atas pembiayaan pendidikan dapat diartikan sebagai
sebuah proses untuk membiayai segala hal yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh
kegiatan dalam pendidikan baik yang bersifat langsung ataupun tidak langsung.
B.
Karakteristik Biaya Pendidikan
Beberapa
hal yang merupakan karakteristik atau ciri-ciri pembiayaan pendidikan adalah:[7]
1. Biaya pendidikan selalu naik, perhitungan
pembiayaan pendidikan dinyatakan dalam satuan unit cost, yang meliputi:
a. Unit cost lengkap, yaitu perhitungan unit cost
berdasarkan semua fasilitas yang dikeluarkan untuk peyelenggaraan pendidikan
termasuk gedung, halaman sekolah, lapangan, gaji guru, gaji personil,
pembiayaan bahan dan alat dihitung keseluruhan program baik yang tergolong
dalam kurikulum maupun ekstrakurikuler.
b. Unit cost setengah lengkap, yaitu hanya
memperhitungkan biaya kebutuhan yang berkenaan dengan bahan dan alat yang
berangsur habis walaupun jangka waktunya berbeda.
c. Unit cost sempit, yaitu unit cost yang
diperoleh hanya dengan melakukan memperhitungkan biaya yang langsung
berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar menyangkut buku, alat pelajaran
dan alat peraga. Dengan memperhitungkan unit cost ini maka diketahui manakah
diantara bidang-bidang pelajaran yang diberikan di suatu sekolah yang paling
mahal unit cost-nya.
2. Biaya terbesar dalam pelaksanaan pendidikan
adalah biaya pada faktor manusia. Pendidikan dapat dikatakan sebagai “Human
Investmen”, yang artinya biaya terbesar diserap oleh tenaga manusia.
3. Unit cost pendidikan akan naik sepadan dengan
tingkat sekolah.
4. Unit cost pendidikan dipengaruhi oleh jenis
lembaga pendidikan. Biaya sekolah kejuruan lebih besar daripada biaya untuk
sekolah umum.
5. Komponen yang
dibiayai dalam sistem pendidikan hampir sama dari tahun ke tahun.
C.
Klasifikasi Biaya Pendidikan
1.
Biaya
dalam pendidikan dapat diklasifkasikan menurut Anwar menjadi biaya yang
bersifat langsung (direct cost)
dan biaya tidak langsung (indirect
cost). Biaya langsung terdiri terdiri dari biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan dan kegiatan
belajar siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya
transportasi, gaji guru baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua,
maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuntungan yang
hilang dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang yang dikorbankan oleh siswa
selama belajar.[8]
Pembiayaan pendidikan ada yang berupa biaya bugetair dan biaya non bugetair.
Pembiayaan yang bersifat bugetair yaitu biaya yang diperoleh dan dibelanjakan
oleh sekolah sebagai suatu lembaga sedangkan biaya non bugetair yaitu biaya
pendidikan yang dibelanjakan oleh murid, orang tua / keluarga dan biaya
kesempatan pendidikan.[9]
2. Disamping biaya langsung dan biaya tidak langung dikenal juga
menurut kategori private cost dan
sosial cost.
Private cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai sekolah anaknya
termasuk di dalamnya forgone opportunities.
Sedangkan social cost
dapat dikatakan sebagai biaya publik yaitu sejumlah biaya sekolah yang dibayar
masyarakat.[10]
3.
Biaya
pendidikan juga dapat digolongkan menjadi monetary dan non monetary cost. Monetary cost
merupakan nilai pengorbanan yang terwujud dalam pengeluaran uang sedangkan non monetarry cost
adalah nilai pengorbanan yang tidak diwujudkan dengan pengeluaran uang seperti
biaya yang diperhitungkan dimana seorang siswa tidak mengambil kesempatan waktu
senggangnya untuk bersenang-senang tetapi digunakan untuk membaca buku.[11]
4.
Dilihat
dari sifatnya biaya dapat dibedakan menjadi biaya rutin dan biaya investasi atau
pembangunan. Dalam sistem anggaran di Indonesia, alokasi biaya rutin pada
lembaga-lembaga pendidikan dituangkan dalam daftar isian kegiatan. Penyaluran
subsidi pemerintah ke satuan-satuan pendidikan dapat berupa uang yang jelas
peruntukannya , dana tambahan berbentuk hibah, atau berupa tenaga dan barang
seperti guru/ tenaga kependidikan, buku-buku pelajaran dan perlengkapan
sekolah.[12]
5. Pendanaan pendidikan sebagaimana tertuang dalam PP Nomor 48
tahun 2008 tentang Penganggaran Pendidikan dinyatakan menjadi tanggung jawab
bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Biaya pendidikan
dibagi menjadi :
a. Biaya Satuan Pendidikan, adalah biaya penyelenggaraan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan yang meliputi biaya investasi, biaya
operasional, bantuan biaya pendidikan dan beasiswa.
b. Biaya Penyelenggaraan dan/ atau Pengelolaan Pendidikan,
adalah biaya penyelenggaraan dan/ atau pengelolaan pendidikan oleh pemerintah,
pemprov, pemko/ pemkab, atau penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan
masyarakat/ Yayasan.
c. Biaya Pribadi Peserta Didik, adalah biaya operasional yang
meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bias
mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
D.
Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Pendidikan
1.
Faktor
Eksternal, yaitu faktor yang ada di luar sistem pendidikan yang meliputi
hal-hal sebagai berikut:
a. Berkembangnya demokrasi pendidikan
Dahulu
banyak Negara yang masih dijajah oleh bangsa lain yang tidak memperbolehkan
penduduknya untuk menikmati pendidikan. Denganlepasnya bangsa itu dari
cengkeraman penjajah, terlepas pula kekangan atas keinginan memperoleh
pendidikan. Di Indonesia, demokrasi pendidikan dirumuskan dengan jelas dalam
pasal 31 UUD 1945 ayat 1 dan 2. Konsekuensi dari adanya demokrasi itu maka
pemerintah menyediakan dana yang cukup untuk itu
b. Kebijaksanaan pemerintah
Pemberian
hak kepada warga Negara untuk memperoleh pendidikan merupakan kepentingan suatu
bangsa agar mampu mempertahankan dan mengembangkan bangsanya. Namun demikian,
agar tujuan itu tercapai pemerintah memberikan fasilitas-fasilitas berupa
hal-hal yang bersifat meringankan dan menunjang pendidikan. Misalnya pemberian
pembiayaan yang besar bagi pendirian gedung dan kelengkapannya, meringankan
beban siswa dalam bentuk bantuan SPP dan pengaturan pemungutan serta beasiswa,
kenaikan gaji guru dan lain sebagainya.
c. Tuntutan akan pendidikan
Kenaikan
tuntutan akan pendidikan terjadi dimana-mana. Di dalam negeri tuntutan akan
pendidikan ditandai oleh segi kuantitas yaitu semakin banyaknya orang yang
menginginkan pendidikan dan segi kualitas yaitu naiknya keinginan memperoleh
tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
d. Adanya inflasi
Inflasi
adalah keadaan menurunnya nilai mata uang suatu negara. Faktor inflasi sangat
berpengaruh terhadap biaya pendidikan karena harga satuan biaya tentunya naik
mengikuti kenaikan inflasi.
2.
Faktor
Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam sistem pendidikan itu sendiri
yang sepenuhnya mempengaruhi besarnya biaya pendidikan. Faktor tersebut antara
lain sebagai berikut:
a. Tujuan pendidikan
Sebagai
salah satu contoh bahwa tujuan pendidikan berpengaruh terhadap besarnya biaya
pendidikan adalah tujuan institusional suatu lembaga pendidikan. Berubahnya
tujuan pendidikan kea rah penguasaan 10 kompetensi dibandingkan dengan tujuan
yang mempengaruhi besarnya biaya yang harus dikeluarkan.
b. Pendekatan yang digunakan
Strategi
belajar mengajar menuntut dilaksanakannya praktek bengkel dan laboratorium
menuntut lebih banyak biaya jika dibandingkan dengan metode lain dan pendekatan
secara individual.
c. Materi yang disajikan
Materi
pelajaran yang menuntut dilaksanakan praktek bengkel menuntut lebih banyak
biaya dibandingkan dengan materi pelajaran yang hanya dilaksanakan dengan
penyampaian teori.
d. Tingkat dan jenis pendidikan
Dua
dimensi yang berpengaruh terhadap biaya pendidikan adalah tingkat dan jenis
pendidikan. Dengan dasar pertimbangan lamanya jam belajar, banyak ragamnya
bidang pelajaran, jenis materi yang diajarkan, banyaknya guru yang terlibat,
tuntutan terhadap kompetensi lulusannya.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Pembiayaan pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses
untuk membiayai segala hal yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh kegiatan
dalam pendidikan baik yang bersifat langsung ataupun tidak langsung.
2. Beberapa hal yang merupakan karakteristik atau
ciri-ciri pembiayaan pendidikan adalah: a) Biaya pendidikan selalu naik,
perhitungan pembiayaan pendidikan dinyatakan dalam satuan unit cost, yang
meliputi: unit cost lengkap, unit cost setengah lengkap, dan unit cost sempit;
b) Biaya terbesar dalam pelaksanaan pendidikan adalah biaya pada faktor
manusia; c) unit cost pendidikan akan naik sepadan dengan tingkat sekolah; d)
unit cost pendidikan dipengaruhi oleh jenis lembaga pendidikan; e) Komponen
yang dibiayai dalam sistem pendidikan hampir sama dari tahun ke tahun.
3. Klasifikasi biaya pendidikan, meliputi: a) biaya
yang bersifat langsung (direct cost)
dan biaya tidak langsung (indirect
cost); b) biaya pribadi dan biaya
masyarakat (private cost and social cost); c) monetary dan non monetary cost; d)
biaya rutin dan biaya investasi atau pembangunan.
4. Faktor yang mempengaruhi pembiayaan
pendidikan meliputi: a) faktor eksternal, yaitu:
berkembangnya demokrasi pendidikan, kebijaksanaan pemerintah, tuntutan akan
pendidikan, dan adanya inflasi; b) faktor internal, yaitu: tujuan pendidikan.
pendekatan yang digunakan, materi yang disajikan, dan tingkat dan jenis
pendidikan.
B. Saran
1.
Setiap
lembaga pendidikan mempunyai karakteristik dan strategi yang berbeda-beda dalam
mengelola anggaran pendapatan dan belanja sekolah. Apalagi dewasa ini lembaga
pendidikan dituntut untuk lebih maju dalam berbagai aspek, khususnya masalah
mutu. Salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan adalah
sumber dana yang mencukupi. Dengan dana yang sesuai, maka dimungkinkan sekolah
akan dapat meningkatkan kualitasnya.
2.
Pembiayaan
sebagai salah satu komponen sistem pendidikan memerlukan kajian pemikiran yang
lebih mendalam dan penelitian yang lebih cermat, upaya menggunakan dana secara
tepat untuk suatu pengeluaran pendidikan yang tidak dapat dihindarkan, inheren
pada hasil dan dapat diduga sebelumnya adalah salah satu usaha untuk
menempatkan biaya pendidikan yang tepat dan sebenar-benarnya. Sehingga akan
terlihat secara langsung pengaruhnya terhadap kuantitas maupun kualitas hasil
pendidikan
C. Penutup
Demikianlah makalah ini kami susun, dalam segala rangkaian kata-kata dari awal hingga akhir tentu masih banyak kekurangan dan kesalahan,
untuk itu tidak ada usaha yang lebih berharga kecuali melakukan kritik
konstruktif setiap elemen pembangun dalam makalah ini, demi perbaikan dan
kebaikan semua pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan kepada pembaca pada umumnya. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Moch. Idochi, 2003, Administrasi Pendidikan dan Manajemen
Biaya Pendidikan, CV. Alfabeta, Bandung.
Depdikbud, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Fattah, Nanang, 2004, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Hasbullah, 2010, Otonomi Pendidikan, Kebijakan Otonomi Daerah dan
Implikasinya terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.
Kisbiyanto, 2008, Analisis Pembiayaan dalam Pendidikan, Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam, Edukasia, Kudus, Juli-Desember.
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, Ar Ruzz Media, Yogyakarta,
2010.
Suharsimi Arikunto, Lia Yuliana, 2008, Manajemen Pendidikan,
Aditya Media, Yogyakarta.
Supriyadi, Dedi, 2003, Satuan Biaya Pemdidikan Dasar dan Menengah,
Remaja Rosdakarya.
[1] Hasbullah, Otonomi Pendidikan, Kebijakan Otonomi Daerah dan
Implikasinya terhadap Penyelenggaraan Pendidikan, 2010, hlm. 45
[2] Kisbiyanto, Analisis Pembiayaan dalam Pendidikan, Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam, Edukasia, Kudus, Juli-Desember 2008, hlm. 102
[3] Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995
[4] Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, Ar Ruzz Media,
Yogyakarta, 2010, hlm. 77-78
[5] Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2004, hlm. 23
[6] Dedi Supriyadi, Satuan Biaya Pemdidikan Dasar dan Menengah,
Remaja Rosdakarya, 2003, hlm. 3-4
[7] Suharsimi Arikunto,
Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, Aditya Media, Yogyakarta, 2008, hlm.
320-321
[8] Moch. Idochi Anwar, Administrasi
Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan, CV. Alfabeta, Bandung, 2003,
hlm. 140
[9] Nanang Fattah, Op.Cit.,
hlm. 83
[10] Moch. Idochi Anwar, Op.Cit.,
hlm. 159-160
[11] Ibid, hlm. 160
[12] Dedi Supriyadi, Op.Cit.,
hlm. 4-5

Tidak ada komentar:
Posting Komentar