Senin, 01 Desember 2014

PERAN, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB GURU PAI

Peran, Tugas dan Tanggung Jawab Guru PAI
 
1.      Peran Guru PAI
Berbicara masalah peran guru pendidikan agama Islam tidak jauh berbeda dengan peran guru secara umum. Menurut Zahara Idris dan Lisma Jamal mengutip pendapat Ki Hajar Dewantara yang dikutip oleh Hasibuan, bahwa peran guru adalah: “Ing ngarso Sungtulodo, artinya jika didepan menjadi contoh; Ing, madio mangunkarso, artinya jiwa ditengah membangkitkan hasrat untuk belajar dan tut wuri handayani, yaitu jiwa ada di belakang memberi dorongan untuk belajar.[1]
Secara umum peran guru umum maupun guru agama menurut Hasibuan sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah, bahwa peran guru adalah sebagai berikut:
a. Sebagai komunikator, yaitu pendidik berfungsi mengajarkan ilmu dan keterampilan kepada pihak peserta didik.
b.   Sebagai fasilisator, yaitu pendidik berfungsi sebagai pelancar proses belajar mengajar.
c.   Sebagai motivator, yaitu pendidik berperan untuk menimbulkan minat dan semangat belajar peserta didik yang dilakukan secara terus menerus.
d.   Sebagai administrator, yaitu pendidik itu berfungsi melaksanakan tugas-tugas yang bersifat administrator.
e.   Sebagai konselor, yaitu pendidik berfungsi untuk membimbing peserta didik yang mengalami kesulitan, khususnya dalam belajar.
f. Sebagai inspirator, yaitu guru harus dapat menberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik.
g.   Sebagai informator, yaitu guru harus memberikan informasi perkembangan ilmu pengetauan dan informasi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogamkan dalam kurikulum.[2]
2.      Tugas Guru PAI
Menurut Al-Ghazali sebagaimana yang dikutip oleh Khoiron Rosyadi, bahwa tugas guru pendidikan agama Islam atau pendidik dalam Islam adalah sebagai berikut:
a.      Mengikuti jejak Rasulullah dalam tugas dan kewajibannya
Seorang guru hendaknya menjadi wakil dan pengganti Rasulullah saw yang mewarisi ajaran-ajarannya dan memperjuangkan dalam kehidupan masyarakat di segala penjuru dunia, demikian pula harus mencerminkan ajaran-ajarannya, sesuai dengan akhlak Rasulullah saw.
b.      Menjadi teladan bagi anak didik
Seorang guru hendaklah mengerjakan apa yang diperintahkan, menjahui apa yang dilarang dan mengamalkan segala ilmu pengetahuan yang diajarkannya, karena segala aktivitas guru akan menjadi teladan bagi anak didik.
c.      Menghormati kode etik guru
Seorang guru dapat menghormati kode etik guru dengan cara jangan sampai menjelek-jelekkan guru mata pelajaran lainnya, sehingga nanti guru mempunyai hubungan yang baik antara guru dengan kenegaraan dan hubungan guru dengan jabatan.[3]
Selain tugas di atas, dalam pandangan Islam bahwa tugas pendidik (guru) adalah mendidik, yaitu mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi psikomotor, kognitif, maupun potensi afektif. Sehingga ketiga potensi tersebut harus dikembangkan secara seimbang sampai ke tingkat setinggi mungkin.[4]
3.       Tanggung Jawab Guru PAI
Agama Islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan (guru), sehingga hanya mereka sajalah yang pantas mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup.[5]
Untuk menjadi seorang guru yang dapat mempengaruhi anak didik ke arah kebahagiaan dunia dan akhirat sesungguhnya tidaklah ringan. Dilihat dari ilmu pendidikan Islam, maka secara umum menjadi guru yang baik dapat memenuhi tanggung jawab sebagai berikut:
a.      Takwa kepada Allah
Guru, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam, tidak mungkin mendidik anak agar bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa kepada-Nya, sebab ia adalah teladan bagi anak didiknya.
b.      Berilmu
Seorang guru harus memiliki ilmu yang sesuai dengan kemampuan dalam mengajar, tidak hanya ijazah saja yang ia miliki, namun keilmuannya yang harus diperhitungkan, sebab dengan ilmu, maka guru akan mengetahui tentang materi yang akan disampaikan oleh anak didiknya.
c.      Sehat jasmaniahnya
Kesehatan jasmani kerapkali dijadikan salah satu syarat bagi mereka yang melamar untuk menjadi guru. Guru yang mengidap penyakit menular umpamanya sangat membahayakan kesehatan anak-anak. Di samping itu, guru yang berpenyakit tidak akan bergairah mengajar.
d.      Berkelakuan baik
Budi pekerti guru maha penting dalam pendidikan watak murid. Guru harus menjadi suri teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru.[6] 



[1]Hasibuan, Pengertian Peranan Tugas dan Tanggungjawab Guru Agama, Artikel Pendidikan, 2008. http://aferiza.wordpress.com/2009/11/29/pengertian-peranan-tugas-dan-tanggungjawab-guru-agama/
[2]Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hal. 44
[3]Khoiron Rosyadi, Op. Cit, hal. 180-181.
[4]Ahmad Tafsir, Op. Cit, hal. 74. 
[5]Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal. 40. 
[6]Ibid, hal. 41-42.