Senin, 17 November 2014

MEDIA PEMBELAJARAN



Media Pembelajaran
Proses belajar mengajar akan berjalan efektif dan efisien bila didukung dengan tersedianya media yang menunjang. Penyediaan media serta metodologi pendidikan yang dinamis, kondusif serta dialogis sangat diperlukan bagi pengembangan potensi peserta didik, secara optimal. Hal ini disebabkan karena potensi peserta didik akan lebih terangsang bila dibantu dengan sejumlah media atau sarana dan prasarana yang mendukung proses interaksi yang sedang dilaksanakan.
Media dalam perspektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat strategis dalam ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab keberadaannya secara langsung dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap peserta didik.
Dengan keterbatasan yang dimilikinya, manusia seringkali kurang mampu menangkap dan menanggapi hal-hal yang bersifat abstrak atau yang belum pernah terekam dalam ingatannya. Untuk menjembatani proses internalisasi belajar mengajar yang demikian, diperlukan media pendidikan yang memperjelas dan mempermudah peserta didik dalam menangkap pesan-pesan pendidikan yang disampaikan. Oleh karena itu, semakin banyak peserta didik disuguhkan dengan berbagai media dan sarana prasarana yang mendukung, maka semakin besar kemungkinan nilai-nilai pendidikan mampu diserap dan dicernanya.[1]
1.             Pengertian Media Pembelajaran
Kata media pembelajaran berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media perantara (وسلئلم) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) yang dikutip oleh Azhar Arsyad mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.[2]
Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan National Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.[3]
Menurut Oemar Hamalik media pembelajaran adalah Alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.[4] Menurut Suprapto dkk, menyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat pembantu secara efektif yang dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan.[5]
Dalam penelitian kali ini peneliti lebih cenderung menggunakan definisi media pembelajaran dari Oemar Hamalik dengan alasan bahwa cakupannya lebih luas, tidak hanya dibatasi sebagai alat tetapi juga teknik dan metode sehingga dapat mencakup definisi dari para ahli pendidikan lainnya.
Dari penjelasan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perbedaan antara media dengan alat peraga terletak pada fungsi, bukan pada substansinya. Sumber belajar dikatakan alat peraga jika hal tersebut fungsinya hanya sebagai alat bantu saja. Hal tersebut dikatakan media jika sumber belajar itu merupakan bagian yang integral dari seluruh kegiatan belajar. Di sini ada pembagian tugas dan tanggung jawab antara guru kelas atau dosen di satu pihak dan sumber yang bukan manusia (media) di pihak lain.[6]
2.             Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran
Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit, serta mudah dipahami. Dengan demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi anak terhadap materi pembelajaran.
Edgar Dale yang dikutip oleh Basyirudin Utsman dan Asnawir mengklasifikasi pengalaman belajar anak mulai dari hal-hal yang paling konkrit sampai kepada hal-hal yang dianggap paling abstrak. Klasifikasi pengalaman tersebut diikuti secara luas oleh kalangan pendidikan dalam menentukan alat bantu apa seharusnya yang sesuai untuk pengalaman belajar tertentu. Klasifikasi pengalaman tersebut lebih dikenal dengan Kerucut Pengalaman (Cone of Experience).
Menurut Azhar Arsyad ada beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :
a.         Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b.        Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c.         Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu:
1)   Obyek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model.
2)   Obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar.
3)   Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide disamping secara verbal.
4)   Obyek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara kongkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer.
5)   Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.
6)   Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer.
d.        Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.[7]
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut:
a.         Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa atau mahasiswa.
b.        Media dapat mengatasi ruang kelas.
c.         Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan.
d.        Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
e.         Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis.
f.         Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.
g.        Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar.
h.        Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit sampai kepada yang abstrak.[8]
3.             Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach & Ely (1971) yang dikutip oleh Azhar Arsyad mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya.
a.              Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Suatu peristiwa atau obyek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu obyek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah dapat direproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau obyek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau obyek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat. Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali (dalam satu dekade atau satu abad) dapat diabadikan dan disusun kembali untuk keperluan pengajaran. Prosedur laboratorium yang rumit dapat direkam dan disusun untuk kemudian direproduksi berapa kali pun pada saat diperlukan. Demikian pula kegiatan siswa dapat direkam untuk kemudian dianalisisi dan dikritik oleh siswa sejawat baik secara perorangan maupun secara kelompok.
b.             Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Di samping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya, proses loncat galah atau reaksi kimia dapat diamati melalui bantuan kemampuan manipulatif dari media. Demikian pula, suatu aksi gerakan dapat direkam dengan foto kamera untuk foto. Pada rekaman gambar hidup (video, motion film) kejadian dapat diputar mundur. Media (rekaman video atau audio) dapat diedit sehingga guru hanya menampilkan bagian-bagian penting/utama dari ceramah, pidato, atau urutan suatu kejadian dengan memotong bagian-bagian yang tidak diperlukan. Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh oleh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka ke arah yang tidak diinginkan.
Manipulasi kejadian atau obyek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu. Proses penanaman dan panen gandum, pengolahan gandum menjadi tepung, dan penggunaan tepung untuk membuat roti dapat dipersingkat waktunya dalam suatu urutan rekaman video atau film yang mampu menyajikan informasi yang cukup bagi siswa untuk mengetahui asal-usul dan proses dari penanaman bahan baku tepung hingga menjadi roti.
c.              Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributive dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman video, audio, disket komputer dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.
Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan diberbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang disuatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.[9]
4.             Klasifikasi dan Karakteristik Media Pembelajaran
Rudi Bretz (1977) yang dikutip oleh Basyirudin Utsman dan Asnawir mengklasifikasikan ciri utama media pada tiga unsur pokok yaitu suara, visual dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan lagi pada tiga bentuk, yaitu gambar visual, garis (linergraphic) dan simbol. Di samping itu dia juga membedakan media siar (transmisi) dan media rekam (recording), sehingga terdapat 8 klasifikasi media :
a.         Media audio visual gerak
b.        Media audio visual diam
c.         Media audio semi gerak
d.        Media visual gerak
e.         Media visual diam
f.         Media visual semi gerak
g.        Media audio, dan
h.        Media cetak.
Menurut Oemar Hamalik  ada 4 klasifikasi media pengajaran yaitu :
a.         Alat-alat visual yang dapat lihat misalnya filmstrip, transparansi, micro projection, papan tulis, buletin board, gambar-gambar, illustrasi, chart, grafik, poster, peta dan globe.
b.        Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar misalnya : photograph record, transkripsi electris, radio, rekaman pada tape recorder.
c.         Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar, misalnya film dan televisi, benda-benda tiga dimensi yang biasanya dipertunjukkan, misalnya : model, spicemens, bak pasir, peta electris, koleksi diorama.
d.        Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagainya.[10]
Disamping itu para ahli media lainnya juga membagi jenis-jenis media pengajaran itu kepada :
a.         Media asli dan tiruan
b.        Media bentuk papan
c.         Media bagan dan grafis
d.        Media proyeksi
e.         Media dengar (audio)
f.         Media cetak atau printed materials[11]
5.             Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Media pembelajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya yang antara lain :
a.         Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan.
b.        Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
c.         Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan.
d.        Guru seharusnya memperhitungkan untung-ruginya pemanfaatan suatu media pembelajaran.
e.         Penggunaan media pembelajaran harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang menggunakannya.
f.         Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru dapat memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar.
Adapun beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar yaitu :
a.         Media pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b.        Media pembelajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar.
c.         Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar.
d.        Media pengajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu siswa.
e.         Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran siswa.
Penggunaan media pembelajaran seharusnya mempertimbangkan beberapa hal berikut ini :
a.         Guru harus berusaha dapat memperagakan atau merupakan model dari suatu pesan (isi pelajaran) disampaikan.
b.        Jika obyek yang akan diperagakan tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, maka kelaslah yang diajak ke lokasi obyek tersebut.
c.         Jika kelas tidak memungkinkan dibawa ke lokasi obyek tersebut, usahakan model dan tiruannya.
d.        Bilamana model juga tidak didapatkan, usahakan gambar atau foto-foto dari obyek yang berkenaan dengan materi (pesan) pelajaran tersebut.
e.         Jika gambar atau foto juga tidak didapatkan, maka guru berusaha membuat sendiri media sederhana yang menarik perhatian belajar siswa.
Bilamana media sederhana tidak dapat dibuat oleh guru, gunakan papan tulis untuk mengilustrasikan obyek atau pesan tersebut melalui gambar sederhana dengan garis lingkaran.[12]


[2] Azhar Arsyad, Media Pengajaran, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1997, hlm. 3.
[3] Basyiruddin Usman, Asnawir, Media Pembelajaran, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, hlm. 11.
[4] Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Citra Aditya, Bandung, 1989, hlm. 12.
[5] Mahfud Shalahuddin, Media Pendidikan Agama, Bina Islam, Bandung, 1986, hlm. 4.
[6] Basyiruddin Usman, Op. Cit., hlm. 11-13.
[7] Azhar Arsyad, Op. Cit., hlm. 26-27.
[8] Basyiruddin Usman, Op. Cit., hlm. 14-15.
[9] Azhar Arsyad, Op. Cit., hlm. 11-14.
[10] Oemar Hamalik, Op. Cit., hlm. 63.
[11] Basyiruddin Usman, Op. Cit., hlm. 27-29.
[12] Ibid, hlm. 19-20.

Minggu, 16 November 2014

BEGITU SINGKATNYA UMUR MANUSIA



Begitu Singkatnya Umur Manusia

Bertakwa dan taatlah kepada-Nya, sesungguhnya ketaatan kepada-Nya adalah lebih lurus dan lebih kuat. Berbekallah untuk akhirat kalian, karena sebaik-baik bekal adalah ketakwaan.
Para Hamba Allah sekalian, renungkanlah tentang dunia yang singkat ini, perhiasannya yang hina, banyak perubahannya, ingatlah kadarnya…, ilmulah rahasianya. Barangsiapa yang percaya kepada dunia maka ia telah terpedaya, barangsiapa yang bersandar kepadanya maka ia telah binasa. Singkatnya umur dunia sesingkat umur seorang manusia.
Umur seseorang dimulai dari detik demi detik, lalu jam demi jam, lalu hari demi hari, lalu bulan demi bulan, lalu tahun demi tahun lalu selesailah umur manusia, dan ia tidak tahu apa yang akan terjadi dari perkara-perkara berat setelah kematiannya?. Apakah umur orang-orang setelahmu adalah umurmu??. Umur seseorang ibarat hanya sesaat dibandingkan umur sebuah sekelompok generasi, bahkan dunia hanyalah kesenangan sementara. Allah berfirman
إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ (٣٩)
Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan Sesungguhnya akhirat Itulah negeri yang kekal.” (QS. Ghofir: 39).
Rab kita telah mengabarkan kepada kita tentang sebentarnya manusia di kuburan mereka hingga hari kebangkitan mereka untuk dihisab. Waktu yang lama (di kuburan) seperti hanya sesaat saja. Allah berfirman:
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَأَنْ لَمْ يَلْبَثُوا إِلا سَاعَةً مِنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيْنَهُمْ
Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan.” (QS. Yunus: 45).
Allah juga berfirman:
وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يُقْسِمُ الْمُجْرِمُونَ مَا لَبِثُوا غَيْرَ سَاعَةٍ كَذَلِكَ كَانُوا يُؤْفَكُونَ
Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa; “Mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja)”. seperti Demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran).” (QS. Ar-Ruum: 55).
Karenanya wahai manusia, umurmu hanyalah sesaat saja…, maka apa kerjaanmu mengisi sesaat ini?
Sungguh beruntung orang yang melakukan amalan-amalan sholeh dan menjauhi hal-hal yang haram, maka ia akan meraih keridhoan Allah di dalam kenikmatan surga. Dan celakalah orang yang mengikuti syahwatnya, meninggalkan sholat dan kewajiban-kewajiban.
Wahai orang yang kesehatannya ia gunakan untuk melampaui batas dengan bermaksiat…, wahai orang yang waktu kosongnya telah merusaknya…, wahai orang yang terfitnah dengan hartanya hingga binasa…, wahai orang yang mengikuti hawa nafsunya sehingga ia terjatuh…, wahai orang yang tertipu dengan masa mudanya sehingga lupa bahwa ia akan tua dan mati…, wahai orang yang berani terhadap Rabnya karena merasa panjang umurnya dan tingginya angan-angan sehingga tiba-tiba disambar oleh kematian…maka kapan engkau bisa kembali ke dunia jika telah mati…??.
Dalam hadits Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda
اُذْكُرُوا هَاذِمَ اللَّذَّاتِ
Ingatlah penghancur keledzatan…
Karena tidaklah ia mengingat kematian dalam sesuatu yang banyak kecuali akan menjadikan yang banyak tersebut menjadi sedikit, dan tidaklah disebutkan pada yang sedikit kecuali menjadikannya terasa banyak.
Tidakkah sekarang saatnya engkau bertaubat dan kembali kepada Rabmu?
Kapan lagi engkau baru terbangun dari kelalaian ini yang menguasaimu, lalu engkau memenuhi panggilan Rabmu?
Tidakkah engkau mengambil pelajaran dari orang-orang yang telah berlalu…? Dari negeri-negeri yang telah kosong (dihancurkan)…? Dulu mereka ada sekarang hanya tinggal bekasnya…, dahulu mereka jaya sekarang hanya tinggal cerita…??
Sesungguhnya datang dan perginya tahun merupakan pelajaran….hari telah engkau tinggalkan di belakangmu dan hari baru yang kau jumpai di hadapanmu, hingga tiba ajalmu dan terputuslah harapan. Allah berfirman
وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى (٣٩)وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى (٤٠)ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الأوْفَى (٤١)وَأَنَّ إِلَى رَبِّكَ الْمُنْتَهَى (٤٢)
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi Balasan kepadanya dengan Balasan yang paling sempurna, dan bahwasanya kepada Tuhamulah kesudahan (segala sesuatu).” (QS An-Najm : 39-42).
Maka beramalah untuk hari akhiratmu yang kekal yang tidak akan sirna kenikamatannya selamanya…
Allah berfirman:
ادْخُلُوهَا بِسَلامٍ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُلُودِ (٣٤)لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ (٣٥)
Masukilah syurga itu dengan aman, Itulah hari kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.” (QS Qa: 34-35).
Jagalah diri kalian dari neraka jahanam yang tidak pernah lelah untuk membakar penghuninya…dengan menjalankan perintah Allah yang ditekankan…dengan menjauhi kemurkaanNya.
فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ (١٩)يُصْهَرُ بِهِ مَا فِي بُطُونِهِمْ وَالْجُلُودُ (٢٠)وَلَهُمْ مَقَامِعُ مِنْ حَدِيدٍ (٢١)كُلَّمَا أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا مِنْ غَمٍّ أُعِيدُوا فِيهَا وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ (٢٢)
Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka), dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (kepada mereka dikatakan), “Rasailah azab yang membakar ini”. (QS. Al-Hajj: 19-22).
Allah berfirman:
وَقَدِّمُوا لأنْفُسِكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ مُلاقُوهُ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ (٢٢٣)
Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah : 223).