Peran, Tugas dan
Tanggung Jawab Guru PAI
1. Peran Guru PAI
Berbicara masalah peran guru pendidikan agama
Islam tidak jauh berbeda dengan peran guru secara umum. Menurut Zahara Idris
dan Lisma Jamal mengutip pendapat Ki Hajar Dewantara yang dikutip oleh
Hasibuan, bahwa peran guru adalah: “Ing ngarso Sungtulodo, artinya jika
didepan menjadi contoh; Ing, madio mangunkarso, artinya jiwa ditengah
membangkitkan hasrat untuk belajar dan tut wuri handayani, yaitu jiwa
ada di belakang memberi dorongan untuk belajar.[1]
Secara umum peran guru umum maupun guru agama
menurut Hasibuan sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah, bahwa
peran guru adalah sebagai berikut:
a.
Sebagai komunikator, yaitu pendidik berfungsi mengajarkan ilmu dan keterampilan
kepada pihak peserta didik.
b. Sebagai fasilisator, yaitu pendidik berfungsi
sebagai pelancar proses belajar mengajar.
c. Sebagai motivator, yaitu pendidik berperan
untuk menimbulkan minat dan semangat belajar peserta didik yang dilakukan
secara terus menerus.
d. Sebagai administrator, yaitu pendidik itu
berfungsi melaksanakan tugas-tugas yang bersifat administrator.
e. Sebagai konselor, yaitu pendidik berfungsi
untuk membimbing peserta didik yang mengalami kesulitan, khususnya dalam
belajar.
f. Sebagai
inspirator, yaitu guru
harus dapat menberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik.
g. Sebagai informator, yaitu guru harus
memberikan informasi perkembangan ilmu pengetauan dan informasi, selain
sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogamkan
dalam kurikulum.[2]
2. Tugas Guru PAI
Menurut
Al-Ghazali sebagaimana yang dikutip oleh Khoiron Rosyadi, bahwa tugas guru
pendidikan agama Islam atau pendidik dalam Islam adalah sebagai berikut:
a. Mengikuti jejak
Rasulullah dalam tugas dan kewajibannya
Seorang guru hendaknya menjadi wakil dan pengganti
Rasulullah saw yang mewarisi ajaran-ajarannya dan memperjuangkan dalam
kehidupan masyarakat di segala penjuru dunia, demikian pula harus mencerminkan
ajaran-ajarannya, sesuai dengan akhlak Rasulullah saw.
b. Menjadi teladan bagi
anak didik
Seorang guru hendaklah mengerjakan apa yang
diperintahkan, menjahui apa yang dilarang dan mengamalkan segala ilmu
pengetahuan yang diajarkannya, karena segala aktivitas guru akan menjadi
teladan bagi anak didik.
c. Menghormati kode etik
guru
Seorang guru dapat menghormati kode etik guru
dengan cara jangan sampai menjelek-jelekkan guru mata pelajaran lainnya,
sehingga nanti guru mempunyai hubungan yang baik antara guru dengan kenegaraan
dan hubungan guru dengan jabatan.[3]
Selain tugas di
atas, dalam pandangan Islam bahwa tugas pendidik (guru) adalah mendidik, yaitu
mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi psikomotor,
kognitif, maupun potensi afektif. Sehingga ketiga potensi tersebut harus
dikembangkan secara seimbang sampai ke tingkat setinggi mungkin.[4]
3. Tanggung Jawab
Guru PAI
Agama Islam
sangat menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan (guru), sehingga hanya
mereka sajalah yang pantas mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup.[5]
Untuk
menjadi seorang guru yang dapat mempengaruhi anak didik ke arah kebahagiaan
dunia dan akhirat sesungguhnya tidaklah ringan. Dilihat dari ilmu pendidikan
Islam, maka secara umum menjadi guru yang baik dapat memenuhi tanggung jawab
sebagai berikut:
a. Takwa kepada Allah
Guru, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam,
tidak mungkin mendidik anak agar bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak
bertakwa kepada-Nya, sebab ia adalah teladan bagi anak didiknya.
b. Berilmu
Seorang guru harus memiliki ilmu yang sesuai
dengan kemampuan dalam mengajar, tidak hanya ijazah saja yang ia miliki, namun
keilmuannya yang harus diperhitungkan, sebab dengan ilmu, maka guru akan
mengetahui tentang materi yang akan disampaikan oleh anak didiknya.
c. Sehat jasmaniahnya
Kesehatan jasmani kerapkali dijadikan salah satu
syarat bagi mereka yang melamar untuk menjadi guru. Guru yang mengidap penyakit
menular umpamanya sangat membahayakan kesehatan anak-anak. Di samping itu, guru
yang berpenyakit tidak akan bergairah mengajar.
d. Berkelakuan baik
Budi pekerti guru maha penting dalam pendidikan
watak murid. Guru harus menjadi suri teladan, karena anak-anak bersifat suka
meniru.[6]
[1]Hasibuan, Pengertian Peranan Tugas dan
Tanggungjawab Guru Agama, Artikel Pendidikan, 2008. http://aferiza.wordpress.com/2009/11/29/pengertian-peranan-tugas-dan-tanggungjawab-guru-agama/
[2]Syaiful
Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Rineka
Cipta, Jakarta, 2000, hal. 44
[3]Khoiron Rosyadi, Op. Cit, hal. 180-181.
[4]Ahmad Tafsir, Op. Cit, hal. 74.
[5]Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi
Aksara, Jakarta, 2008, hal. 40.
izin copas
BalasHapussilahkan, semoga bermanfaat
Hapus